IN A COMPETITIVE MARKET

STAY ON TOP OF THE HEAP

IDENTIFY GROWTH OPPORTUNITIES

WITHIN YOUR BUSINESS.

MAKING THE RIGHT MOVES

PROPOSING, GUIDING AND OPTIMIZING OPERATIONS TO REDUCE RISK .

SIGN UP HERE FOR OUR COACHING AND TRAINING

TRAINING SYNERGY........THE EFFECTIVE TRANSFER OF SKILLS AND KNOWLEDGE.

.

Training Sinergi Pra Pensiun


Pendahuluan
Sumber Daya Manusia adalah aset yang paling penting dalam perusahaan. Atas dukungan dan loyalitas karyawanlah perusahaan dapat berkembang menjadi perusahaan yang tumbuh profit dan profesional. Tak dapat dipungkiri seiring dengan berjalannya waktu pasti ada karyawan yang harus memasuki masa pensiun.
Pada umumnya ada berbagai beban psikologis dan non psikologis yang dihadapi karyawan saat memasuki masa pensiun. Misalnya post power syndrome, masalah kesehatan, pengelolaan keuangan, dan sebagainya. Salah satu tanggung jawab sosial dari perusahaan adalah mempersiapkan “hari depan” karyawannya yang akan memasuki masa pensiun tersebut. Karyawan tidak perlu menghawatirkan kelangsungan hidupnya setelah pensiun karena ada berbagai alternative kegiatan yang dapat mereka lakukan baik yang bersifat profit oriented(karir ke dua atau wirausaha) maupun non ptofit oriented.
Ada berbagai jalan yang dapat ditempuh perusahaan untuk memberi “bekal” kepadapara karyawannya dalam menghadapi masa pensiun. Salah satu diantaranya adalah memberikan pelatihan maupun workshop mengenai berbagai alternatif kegiatan yang dapat dikerjakan pada masa pensiun.
Atas dasar pemikiran tersebut di atas, IA ITB mengajukan penawaran kerja sama penyelenggaraan pelatihan pra-pensiun bagi karyawan dengan harapan karyawan yang akan memasuki masa pra pensiun dapat mempersiapkan diri dengan baik. Untuk mendapatkan hasil yang optimal IA ITB mengusulkan tiga tahapan kegiatan penting yaitu pre assessment, pelaksanaan training dan monitoring pasca training.

IMPLEMENTASI K3


Pendahuluan.
Berbagai program telah banyak dikembangkan dalam upaya memperkecil angka kesakitan dan kematian akibat kerja.
Program2 tersebut berkembang atas dasar pendekatan yang dipergunakan mulai dari yang menggunakan pendekatan rekayasa, kemudian pendekatan sistim kemudian yang dewasa ini banyak diterapkan menggunakan pendekatan perilaku serta budaya.
Pendekatan perilaku dan budaya banyak diterapkan oleh karena masih melekatnya pandangan yang menganggap bahwa penyebab kecelakaan banyak disebabkan oleh faktor perilaku manusia dan juga belum membudayanya K3.
Berkembangnya pendekatan budaya keselamatan dan kesehatan (Health and Safety Culture) mulai dikenal setelah terjadinya peristiwa Chernobyl di thn 1986.
Istilah Budaya Keselamatan (safety culture) sebagai bagian dari Budaya Organisasi (organizational culture) menjadi populer dan mulai diugunakan sebagai pendekatan untuk lebih memantapkan implementasi sistim manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.

BAHAN KIMIA BERBAHAYA DLM K3

1. BAHAN KIMIA BERBAHAYA
Bahan berbahaya adalah bahan-bahan yang pembuatan, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan penggunaanya menimbulkan atau membebaskan debu, kabut, uap, gas, serat, atau radiasi sehingga dapat menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, keracunan dan bahaya lain dalam jumlah yang memungkinkan gangguan kesehatan bagi orang yang berhubungan langsung dengan bahan tersebut atau meyebabkan kerusakan pada barang-barang

1.1 Penggunaan Bahan Kimia
Bahan kimia banyak digunakan dalam lingkungan kerja yang dapat dibagi dalam tiga kelompok besar yaitu :

ACUAN MENERAPKAN SMK3

Setiap system Manajemen K3 mempunyai elemen atau persyaratan tertentu yang harus dibangun dalam suatu organisasi. Sistem Manajemen K3 tersebut harus dipraktekan dalam semua bidang / divisi dalam organisasi. Sistem Manajemen K3 harus dijaga dalam operasinya untuk menjamin bahwa system itu punya peranan dan fungsi dalam Manajemen perusahaan.

Langkah – lahkah penerapan Sistem Manajemen K3 sebagai berikut :


a. Tahap Persiapan 

 
Tahapan ini merupakan langkah awal yang harus dilakukan suatu organisasi / perusahaan, dalam lahkah ini melibatkan lapisan manajemen dan sejumlah personel, mulai dari komitmen sampai menetapkan kebutuhan sumber daya yang diperlukan. Dalam tahapan persiapan ini antara lain :